Rabu, 28 November 2012

LA ELDAS

DIPTRACE
New → blanko kerja untuk membuat skematik baru
Open → membuka skematik yang telah disimpan pada disk PC
Save → menyimpan blanko kerja
Print → mencetak gambar skematik Diptrace
Preview → menampilkan blanko dan skematik yang akan dicetak
Titles and Sheet Setup → mengatur ukuran blanko kerja
Cut → memindahkan objek yang dipilih
Copy → mengcopy objek yang dipilih
Paste → menduplikasi objek yang dipilih dari cut/copy
Undo → menampilkan kembali program selangkah sebelumnya
Redo → mengembalikan selangkah setelahnya
Zoom Window → memperkecil dan/atau memperbesar blanko kerja
Zoom Extents → memperkecil dan/atau memperbesar blanko kerja berdasarkan gambar skematik
Undo Zoom → mengembalikan selangkah sebelumnya ukuran blanko kerja
Scale → mengatur skala blanko kerja
Grid Size → memperbesar blanko kerja pada titik tertentu

 A.Schematic
Dalam membuat skema rangkaian, program Diptrace merupakan program yang banyak memberikan fasilitas automatisasi, walaupun tidak dilengkapi dengan program simulasinya. Untuk menggambar rangkaian terlebih dahulu kita tentukan paper sheet untuk lokasiskema rangkaian dengan mengklik file/Title and Sheet Setup, lalu kita pilih sesuai denganukuran yang kita mau.

Untuk memberikan nama file, isi text di kolom sheet yang tersedia. Untuk menggambar skema rangkaian, kita letakkan komponen yang kita butuhkan dalam sheet yangtersedia. Komponen yang ada pada library diptrace cukup lengkap. Jika komponen yang kita butuhkan tidak terdapat pada library, Diptrace menyediakan program pencarian komponensecara online dengan mengklik library/search components. Dan untuk menggandakankomponen, kita pilih copy pada komponen yang dituju, kemudian klik paste di tempat yang berbeda dalam sheet yang sama. Lalu tekan tombol ctrl+r untuk memutar posisi komponen.Untuk memasukkan nilai komponen, klik kanan komponen yang dituju pilih properties.Selanjutnya masukkan nilai pada main/value dan pilih marking/show/value untuk menampilkan nilai pada sheet.

Sesudah meletakkan semua komponen yang dibutuhkan, selanjutnya kita menghubungkan komponen satu dengan yang lainnya (wiring) sehingga terbentuk rangkaianutuh yang kita inginkan dengan mengklik kaki komponen satu dengan kaki komponenlainnya sehingga tampak wiring diagramnya. Untuk mengetahui bahwa semua kakikomponen telah memiliki wiring, pilih Electrical Rule Check (ERC). ERC akan memberikaninformasi kaki komponen mana yang belum diberikan wiringnya.

Keunggulan lain dari Diptrace yaitu adanya menu :

 A. Bill Of Material
(BOM), yaitu convert schematic ke dalam program yang dapat dibuka dalam format excel yang berisikanketerangan tentang komponen yang kita butuhkan,BOM dapat menyimpulkan list komponenmeliputi :
1) jenis komponen
2) nilai komponen
3) tipe komponen
4) jumlah kaki komponen
5) kuantitas

 B. PCB Layout
Convert PCB pada menu file untuk mengubah menjadi layout PCB. Pertama kali kitaconvert, maka akan tampil pada PCB kaki-kaki komponen dengan wiring yang tersusunsecara acak Kita dapat meletakkan komponen dengan dua cara yaitu secara manual maupun auto- placement. Dengan auto-placement mempersingkat waktu kita untuk menata-letakkankomponen-komponen.

Setelah posisi komponen telah teratur, maka langkah selanjutnya membuat net/penghubung antar kaki komponen pada layout PCB. Diptrace memberikan kemudahandengan adanya menu auto-router pada route, sehingga Layout bisa siap digunakan. Jika adatabrakan antar-net maka segeralah mengganti PCB layout.

C. Pattern Editor
Kelebihan lain dari Diptrace adalah dengan adanya program dalam mendesain pattern(kaki komponen).Caranya dengan menjalankan program pattern pada Diptrace. Lalu kita desainsedemikian rupa sehingga didapat bentuk dan ukuran yang kita harapkan.

D. Component Editor
Dengan Diptrace kita juga dapat mendesain komponen yang sesuai dengan kebutuhankita baik yang ada pada library maupun yang tidak ada, termasuk IC.


XPRESS PCB
Ada berbagai alat yang tersedia di pasar untuk membuat rangkaian skematik, simulasi, tata letak sirkuit otomatisasi dll desain elektronik (EDA) adalah kategori alat untuk merancang dan memproduksi sistem elektronik mulai dari papan sirkuit tercetak (PCB) ke sirkuit terpadu. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai ECAD (Electronic Computer-Aided Design) atau hanya CAD. Beberapa software layout PCB ExpressPCB, OrCAD PCB Desain, FreePCB, Editor Elang Layout dan banyak lainnya. Fedora Elektronik Laboratorium mendukung beberapa alat CAD.

Prosedur untuk membuat skema rangkaian.
Langkah 1: Pilih komponen Memasukkan Komponen-Komponen & Simbol Manger. Mulailah dengan menempatkan skema komponen. Pilih bagian dari Komponen dan Simbol Manager kotak Dialog.
ExpressSCH termasuk perpustakaan besar dengan ratusan simbol komponen (IC, resistor, ca pacitors ...) yang dapat Anda gunakan untuk menggambar sirkuit elektronik Anda. Periksa Komponen dan klik Sisipkan ke skematik. Setelah lakukan dengan semua komponen yang diperlukan klik Selesai.
Langkah 2: Posisi komponen. Tarik setiap komponen ke lokasi yang diinginkan pada halaman. Snap untuk fitur jaringan memudahkan rapi menyelaraskan simbol. Jika semua komponen tidak muat pada satu halaman, tambahkan lembar tambahan. Semua lembar skema terkait bersama-sama dan disimpan dalam satu file. Pilihan lain adalah klik ikon Tempatkan komponen pada menu kiri dan memasukkan komponen dari komponen Favorit dari menu dropdown tepat di bawah menu bar.
Langkah 3: Kabel Memasukkan Hubungkan semua komponen menggunakan tempat sebuah pilihan Kawat yang tersedia di menu kiri. Tambahkan setiap kawat dengan mengklik pada pin komponen, kemudian menyeret kawat ke pin terhubung ke.
Langkah 4: Skema Sunting Membuat perubahan skema sederhana dengan menggunakan perintah standar seperti Copy, Cut dan Paste. Menata ulang komponen mudah dengan menyeret mereka dengan mouse. Kabel selalu tetap terhubung ke pin mereka, bahkan ketika Anda memindahkan hal sekitar. Jelajahi untuk pilihan lain yang tersedia dari menu bar kiri dan menu bar.
Langkah 5: Penamaan komponen mengklik ganda pada komponen apapun membuka box.In dialog kotak ID komponen memberikan nama unik untuk komponen seperti R1, R2 ... untuk resistor, C1, C2 ...untuk kapasitor, D1, D2 .. untuk dioda dll Pada kotak ID Bagian, memberikan nilai komponen.
Langkah 6: Periksa kesalahan Pilih File-Centang skematik untuk netlist errors.It akan muncul kotak dengan kesalahan, jika ada. Memperbaiki itu. Simpan skema untuk referensi di masa mendatang.

ExpressPCB sirkuit program tata letak papan mudah dipelajari dan digunakan. Meletakkan PCB mudah, bahkan untuk pengguna pertama kalinya. Berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1: Menghubungkan skema untuk PCB Pilih Komponen - Komponen manajer. Mulailah tata letak Anda dengan menambahkan komponen. Pilih bagian dari kotak dialog Manajer Komponen.
Langkah 2: Posisi Komponen - Tarik setiap komponen ke lokasi yang diinginkan pada forum Anda. Snap untuk fitur jaringan memudahkan untuk menyelaraskan rapi bagian.
Langkah 3: Hubungkan skema ke PCB. File - link skema untuk PCB Tambahkan Jejak (Tempatkan jejak).Sekarang tambahkan setiap jejak dengan mengklik pada pin komponen dan menyeret jejak ke pin lain.Jika Anda link file skematik Anda ke PCB, maka program ExpressPCB menyoroti pin yang harus ditransfer bersama-sama dengan warna biru dengan mengklik koneksi Sorot bersih.


ISIS PROTEUS
1.  Instal PROTEUS, kemudian jalankan Aplikasi ini.
2. Akan muncul GUI
3. Kemudian pilih komponen yang akan digunakan, lihat gambar. Pada toolbox sebelah kiri, pilihComponent mode kemudian klik tombol yang berisi huruf P Untuk mengaktifkan Pick Device. Pick Device adalah box dialog untuk memilih komponen yang akan kita gunakan.
4.  Akan muncul box dialog, isikan komponen yang Anda inginkan pada kolom keywords. misalnya  diisi 7408 kemudian pilih salah satu list komponen yang muncul, klik OK!
5.  letakkan komponen yang telah Anda pilih ( dalam contoh ini adalah gerbang AND dari IC 7408). Selanjutnya silahkan mencari komponen Togglestate, Led Green, VCC dan GROUND kemudian letakkan ke stage.
6. Komponen VCC dan Ground dapat diperoleh di Terminals
7. Langkah berikutnya adalah menyambung komponen satu dengan yang lain. Arahkan kursor mendekati ujung komponen, Klik mouse kemudian arahkan kursor menuju ujung komponen yang lain.
8. Lakukan berulang sehingga mendapatkan rangkaian sederhana. Setelah menggambar komponen selesai, saatnya kmenjalankan simulasi. Simulasi akan berjalan setelah kita menekan tombol PLAY di pojok kiri bawah untuk melihat hasilnya, tekan komponen logicstate. Saat ditekan, logika akan berubah dari 0 –> 1 dan sebaliknya.

Sumber : www.scribd.com
               www.yunus07elektro.wordpress.com
               www.arunkumarr.co.in
               www.omayib.com

Sabtu, 28 April 2012

Aplikasi Shock Skutik Drag Harus Tepat

Bicara drag skutik, bagian sasis custom super ringan seperti titanium belakangan jadi komponen hot items. Khasiatnya yang dapat memangkas bobot skutik gila-gilaan, kerap bikin penganut sasis standar non-custom gentar di lintasan.

Tapi bukan itu masalahnya! Tahukah jika pemakaian sasis superringan ini punya konsekuensi lain di luar hitung-hitungan power to weight ratio (PWR)? Ilustrasinya, mesin oke dan motor enteng. Tapi begitu start motor liar gak karuan!

Kok bisa? Ya itu tadi! PWR hanya mumpuni untuk urusan power mesin yang menyangkut bobot motor itu sendiri. Menurut Juffry Willar dari Mitra2000, biar hal itu gak terjadi, baiknya pikirkan tiga bagian penting untuk skutik drag yang sudah menganut sasis custom. Apa tuh? Langsung yauw!

Bagian pertama yakni suspensi belakang. Rebound sokbreker yang baik menentukan momen kemulusan melesat saat start. Nah yang oke, rebound sokbreker saat mendapat tekanan enggak terlalu keras tapi tak lembut juga.

“Gejala motor standing (wheelie) saat start sangat mungkin terjadi bila sok belakang terlalu empuk ketika menerima beban,” urai Juffry. Begitupun sebaliknya jika rebound sokbreker keras. “Yang ditakutkan, sok akan berbalik memantul medorong sasis ke atas,” tambahnya.

Lebih lanjut Juffry bilang, “Agar lebih mudah mendapat settingan sok yang diingini, baiknya pilih sok yang sudah dibekali dengan beberapa tingkat penyetelan.” Nah di pasaran sudah ada sok dengan high spec seperti label YSS atau Daytona.
Sokbreker, pilih yang bisa disetting reboundnya
Oke lanjut ke bagian penting lainnya yakni sumbu roda. Semakin panjang sumbu roda, maka semakin mengurangi risiko wheelie tadi. Namun begitu, memanjangkan sumbu roda ini gak bisa dilakukan semata-mata dengan mengubah konstruksi engine mounting.

Teknik memanjangkan sumbu roda bukan sekadar memulurkan bagian undur-undur saja. Lebih ideal jika sumbu roda yang panjang didapat dari ukuran sasis yang panjang, bukan dari undur-undur yang dipanjangin.

Kenapa? Karena engine mounting yang terlalu panjang dapat mengubah gerak link yang ujung-ujungnya berpengaruh pada kerja sokbreker belakang. Singkatnya, bila menganut sok keras dengan undur-undur panjang, maka rebound malah bisa jadi empuk.

Berapa ukuran panjang sumbu roda yang ideal? Belum ada angka pasti. Namun begitu, bisa mencontek panjang sumbu roda pada Yamaha Mio bikinan TDR yang diracik di Thailand. “Angka idealnya belum di hitung, yang pasti lebih panjang 10 cm dari ukuran standar Mio,” beber Juffry.
Sumbu roda, idealnya lebih panjang 10 cm dari ukuran standar
Rebound sokbreker yang sudah oke ditambah sasis panjang anti wheelie, bukan berarti gak ada konsekuensinya. Sasis panjang memang aman dari risiko ‘ngangkat’, namun akan membuat ban belakang gampang spin alias berputar di tempat. Nah lo!

Nah menyiasatinya gampang! Tinggal aplikasi ban khusus drag yang soft compound. Bagaimana dengan ban slick? “Yang terpenting di sini adalah komponnya! Kalau slick tapi hard compound, rasanya percuma!” bilang pria berdarah Makassar ini.
Ban berkompon lunak, sesuaikan ukuran ban dengan power mesin
Pakai kompon lunak tapi masih spin juga? Kalau begitu bisa siasati dari ukuran ban dan pelek. Sebagai bayangan, skutik milik TDR yang diklaim dapat berlari 07,013 detik di trek 201 M ini memakai kombinasi ukuran ban 60/80-17 di depan dan 70/80-17 di belakang.

Masih spin juga? Ah itu sih joki ente kurang latihan! Hehehe!!
(motorplus.otomotifnet.com)

Jumat, 27 April 2012

Problem Klasik Hyperunderbone Suzuki Satria F150

Suzuki Satria F 150 bukan cuma sporty dan kencang, tapi juga tangguh di segala medan. Meski terkenal tangguh, kadang muncul masalah klasik yang kerap dialami bebek Hyperunderbone ini. Seperti muncul gejala mbrebet saat akselarasi, mesin sulit hidup kalau habis kena air atau muncul suara berisik di mesin bagian atas.

Jangan takut, karena semua ada solusinya. Semisal mbrebet di rpm rendah pas lagi macet dan mesin telat merespon bukan gas. Biasanya gejala disebabkan pengapian atau  setingan di karburator. 

“Kalau dari pengapian mungkin elektroda busi sudah lemah. Sedang dari karburator, bisa jadi ada kebocoran pada intake atau karet vakum. Kalau di karet vakum, bensin jadi telat masuk dan susah langsam selain timbul gejala mbrebet,” ujar Maman Sugiman alias Boim, kepala Instruktur HMTC cabang Depok.

Beda lagi kalau mesin susah hidup pas kehujanan atau pasca dicuci. Biasanya korslet antara kabel busi dengan massa di mesin atau rangka akibat terhubung air. Apalagi posisi mesin vertikal dan dekat roda depan, hingga memudahkan air masuk ke tutup busi. 

“Biar gak korslet, cek lubang aliran pembuangan air di bawah sambungan knalpot agar tidak ada kotoran menyumbatnya," lanjut Boim yang tugas di Jl. Raya Tole Inskandar No. 9A, Depok.

Terakhir, jika suara berisik yang terdengar dari head dan blok sebelah kiri. Untuk urusan yang satu ini, nggak salah kalau disebabkan rantai keteng yang dimensinya mulur. Apalagi rantai mini itu mesti memutar 2 camshaft serta menahan saluran tenaga dari kruk-as.

“Masalah ini umumnya dari rantai keteng kendur. Tapi, kalau bukan dari rantai, coba cek kondisi tensionernya. Apakah masih bisa menegangkan rantai dalam kondisi normal. Sebab kalau sudah tidak normal dan rantai tidak segera ganti baru, posisi rantai akan tetap terus kendur,” lanjut Boim yang bisa ditelpon di nomor (021) 87744499.  (motorplus-online.com)

Bore Up Silinder Jupiter-Z? Ikuti Dengan Bore Up Knalpot!

Pasca bore up liner silinder Yamaha Jupiter-Z hingga 200cc ke atas, kendalanya diameter lubang exhaust justru menyempit. Apalagi jika pasang payung klep aftermarket yang rata-rata diameter 34/28 atau 34/30. Akibatnya aliran gas buang nggak lancar akibat tercekik.

“Itu karena diameter lubang exhaust standar Jupiter-Z cuma 20mm. Kalaupun bisa diporting, paling gede diameternya cuma sampai 25mm. Sebab lingkar luar pipa knalpot aftermarket rata-rata berdiameter 28mm,” ucap Chandra Soepandi pemilik bengkel bubut Master Tjendana.

Biar aliran sisa gas bakar makin lancar dilepas knalpot mesin kapasitas besar, Chandra kini punya solusi. Yang dilakukan membesarkan diameter lubang dudukan knalpot asli. Sehingga pipa knalpot besar bisa dipasang. Juga bisa bikin gede diameter exhaust.

Keuntungan bore up pakai metode ini karena sisa gas bakar dilepas sempurna. “Apalagi menurut buku panduan korek karangan Abraham Bell, biar nggak ada hambatan aliran di ruang bakar mestinya lubang knalpot harus lebih besar dari diameter lubang exhaust,” imbuh si necis.

Atas dasar itu, Chandra coba modifikasi seputar lubang dudukan knalpot di head Jupiter-Z. Lubang asli diameter kecil, dibantu mesin bubut jadi lebih besar.

Pembesaran lubang dudukan knalpot tetap pada posisi lingkar asli. Tidak miring kanan, kiri, atas atau bawah. Saat pasang knalpot aftermarket pipa lebih besar, kedua baut bisa dipasang mengikat penjepit pipa knalpot tanpa ragu.

“Besarnya lingkar luar bisa untuk knalpot diameter 32mm, sehingga lubang exhaust bisa diporting mulai diameter 25mm hingga 28mm. Ukuran menyesuaikan mau mekanik peracik mesin,” lanjut Chandra yang patok harga modifikasi ini Rp 300 sudah termasuk paking albronze.

Selain ubah lubang dudukan knalpot, Chandra juga punya knalpot aftermarket dimeter 32mm. Wah!
Albronze Kurangi Turbulensi
Mengurangi turbulensi di antara lubang exhaust dan pipa knalpot pasca pembesaran lubang dudukan knalpot, Chandra juga melengkapi ubahan ini dengan memasang paking tambahan yang bukan dari material biasanya. Sehingga sisa gas bakar yang dialiran melalui lubang exhaust. Benar-benar lancar tanpa tekanan berarti.

Kali ini meterial dasar paking atau penutup celah agar tidak bocor yang tepat adalah bahan albronze. Sehingga meski sudah terjepit oleh knalpot, namun kondisi paking masih tepat alias tidak bergeser pada posisinya. Sehingga diyakini tidak ada lekukan pada paking yang bisa menyebabkan turbulensi.

“Kalau gunakan paking biasa, takutnya saat dijepit knalpot malah jadi gepeng hingga meneyebabkan terjadi penyempitan. Aliran gas buang pun malah bisa nggak lancar,” wanti Chadra dari Jl. Pagarsih. No. 146, Bandung.     (motorplus-online.com)

Rekomendasi Mekanik Ketika Pasang Head Klep Gede

Coba main ke tukang pasang klep gede. Pasti rata-rata permintaan mekanik di sana hampir sama. Selain pasang klep gede, ada beberapa poin yang harus ditekankan.

Contoh paling gampang mari amati kepala silinder keluaran Kawahara untuk Yamaha Mio. “Head yang baru nongol ini berdasarkan permintaan mekanik yang biasa balap di Matic Race,” jelas Mariasan Kocek, mekanik JP Racing. 

Yuk, diperhatikan poin apa saja yang direkomendasi mekanik.

Klep Optimal
Disukai mekanik karena, sudah mengusung klep gede. Yaitu klep isap 28 mm dan buang 23 mm. Klep ini optimal untuk turun di kelas 130 dan 150cc. 

Atau bisa disandingkan dengan blok yang sudah diisi piston 58,5mm. Karena lebar squish sudah diseting 58,8mm. Bagi yang meggunakan piston lebih kecil atau lebih besar tinggal papas ulang di tukang bubut dan atur lebar squishnya.

Ruang Bakar Fleksibel
Ciri lain yang disukai mekanik yaitu dari bentuk ruang bakarnya. Dibikin fleksibel. Artinya volume ruang bakar bisa diatur ulang. Sesuai dengan rasio kompresi yang diinginkan.  

Kalau kompresi kepengin lebih rendah, silakan ruang baker dikikis. Agar volume jadi membengkak. Biar presisi ukur meggunakan buret ketika head dipasang. Lebih jelas soal rasio kompresi silakan baca tulisan RPM di sebelah kanan.
Sisi Keteng Diperlebar
Coba perhatikan permukaan sisi yang menghadap ke rantai keteng. Dibuat lebar supaya fleksibel juga. Artinya ketika sudah kena sentuhan bore up edan-edanan menggunakan piston gede, tidak perlu lalu ditambal las argon.

Sebab kalau menggunakan head standar pabrik, kalau menggunakan piston di atas 63,5 mm harus ditambal las argon aluminium. Kalau tidak ditambal, kompresi sering bocor ke ruang keteng. 

Drat Busi Panjang
Drat busi juga kerap jadi kendala kala kita melakukan bore up besar. Itu karena kita memperlebar dan memperbesar ruang bakar.

Akibat pemapasan ruang bakar yang ektsrem, drat busi jadi korban. Ulirnya jadi tinggal sedikit. Riskan alias gampang selek. Akibatnya kompresi mudah bocor atau bahkan busi lepas. 

Makanya mekanik kerap mengelas mati lubang busi dengan aliminium lebih tebal. “Kemudian dilubangi ulang dan dikasih lubang serta ulir yang panjang,” jelas Kocek.

Nah, head yang bagus lubang ulirnya sudah dibuat panjang. “Untuk businya bisa meggunakan milik Honda Karisma, Jupiter MX atau Suzuki Satria F-150,” jelas Christomas Oaklen distributor busi Denso yang banyak meluncurkan pemantik busi racing itu. 

Potong Klep
Aksi potong klep kerap dilakukan apabila kita pasang katup lebar. Disesuaikan dengan hasil akhir pengerjaan tukang bubut. Dalam menentukan ukuran pemotongan batang klep disesuaikan dengan pegas yang digunakan.

Kalau masih menggunakan per klep Mio bisa diseting 30-31mm panjangnya dari permukaan bawah bos klep. Kalau untuk per klep Jepang AHRS yang pendek bisa 28-29mm. Jangan lupa bekas pemotongan batang klep kudu dihardener. 
Korek Lubang IN/EX
Sehabis bikin head klep gede biasanya kita korek lubang isap dan buang. Besar lubang isap bisa 80-95% dari diameter klep. Sementara lubang buang 65-75% dari diameter lubang isap. Sebagai acuan seperti di head yang aslinya korekan Kocek ini. Lubang in 24,5 mm dan buang 22,5mm.  

Tanpa Sekir
Pengerjaan sekir klep sederhana tapi bikin bete. Kalau menggunakan proses pemesinan yang canggih, biasanya tidak bocor. Seperti head buatan BRT dan Kawahara ini langsung pakai. Kalau dimasuki bensin dari sisi klep tidak bocor.     (motorplus-online.com)

Kamis, 26 April 2012

Pe-Drag Tanah Air Hanya Beda 0,1 Detik dari Pe-Drag Thailand

Racikan mesin mekanik Thailand, berhasil membuat Hendra Kecil menorehkan catatan waktu 6,858 detik. Itu saat joki asal tim Pells JFK Racing menjadi salah satu pembalap yang dikirim Mitra2000 untuk ikut TDR Racing Automatic Super Open International di trek Tapnakorn, Thailand (10/3).

Kalau saja catatan waktu itu dibuat musim sebelumnya, bisa jadi Hendra masuk 3 besar juara balapan itu. Sayangnya saat ini catatan waktu yang dibuat joki-joki Thailand sudah masuk di angka 6,7 detik bahkan ada yang bisa tembus 6,6 detik. “Memang kemungkinan untuk jadi juara sangat tipis. Namun seharusnya catatan waktu itu bisa lebih cepat lagi, kalau saja bisa dapat setingan suspensi dan ban yang pas,” jelas joki yang punya nama asli Muhammad Hendra Dely.

Lebih lanjut Hendra bilang bahwa di separuh perjalanannya menuju 201 meter, saat gas dibuka pol, ban belakang terasa over spin dan itu yang membuat catatan waktunya terkoreksi.

Selain Hendra ada Eko Chodox, Tony Chupank dan Saiful Cibef yang mencoba mengibarkan bendera Merah Putih di ajang tersebut. Namun sayangnya catatan waktu yang bisa mereka buat enggak bisa lebih baik dari Hendra.

Teddy Hartono, bos Mitra2000 bilang, drag bike merupakan sempalan dari balap motor sesungguhnya dan sedang digandrungi anak muda Tanah Air. “Seperti three on three di pertandingan basket. Oleh karena itu, kita akan dukung terus perkembangan olah raga ini,” jelasnya.

Sebagai pemasok part racing berlabel TDR, YSS, Comet dan DID, Mitra2000 menjadwalkan 3 seri drag bike di musim 2012 dengan tetap mengirimkan juara umumnya ke ajang di Thailand. (otosport.co.id)

Nih Penyebab Ada Air di Moncong Knalpot

Wajar bila pengendara khawatir bila ada air keluar dari moncong knalpot saat mesin pertama kali dihidupkan. Ada dugaan air berasal dari ruang mesin yang dipicu kebocoran radiator, atau terjadi kerusakan kecil yang bila didiamkan dapat memperparah keadaan.

Padahal, keluar air dari knalpot tidak mengindikasikan bahaya, tapi justru karena proses kimia biasa. Penjelasan rumus kimianya, bahan bakar atau bensin C8H18. Saat proses pembakaran, unsur ini berpadu dengan udara (02). Formula kimianya 2C8H18 + 25O2, setara dengan 16 CO2 + 18H2O.

Perhatikan rumus kimia terakhir. Di sana tertera H2O. Nah, H2O inilah yang disebut air. Akan terlihat pada ujung knalpot, terutama pada saat posisi mesin idling atau langsam.

Makanya tak perlu cemas lantaran menandakan pembakaran berlangsung sempurna. Dalam artian, campuran bahan bakar dan udara ideal, timing pengapian dan bunga api tepat, serta tekanan pembakaran (kompresi) cukup.

Saat musim hujan, potensi terlihatnya air menetes dari knalpot bisa semakin besar. Hal ini dipengaruhi temperatur udara sekeliling yang dingin. Apalagi pagi hari. (motorplus-online.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites