Kamis, 01 Maret 2012

Yamaha Mio, 200 cc Sentuh 7,5 detik!


Yamaha Mio keluaran 2010 yang dipacu Agung Unyil ini, menyabet waktu tercepat di kelas matic 200 cc. Yaitu 07.560 detik di salah satu event drag di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu. 

Peraciknya, Abdul Majid mekanik dari bengkel Perintis Motor (PM) di Jl. Raya Menur No.29F, Surabaya, Jawa Timur ini. “Meskipun cukup lama bereksperimen, tapi tidak mudah putus asa dalam melakukan apapun yang diinginkan. Semua berkat team dan joki yang selama ini menemani saya dalam riset mesin,” bilangnya.

Penasaran apa yang membuat motor ini jadi kencang dan disegani? Pasti ada resepnya donk. Nyok kita lihat langsung resep yang diracik. “Buat terjun di kelas 200 cc, cukup andalakan piston Honda CBR 150R diameter 64 mm,” ujar mekanik yang biasa disapa Majid ini.

Pilihan pakai piston CBR 150R, karena bobot piston ini tergolong ringan. Itu kalau dibandingkan dengan piston Tiger, lho. Belum lagi, pakai penggebuk ruang bakar milik CBR150, tak perlu banyak ubahan.

Ya, seperti memapas dinding piston bagian bawah agar tidak mentok ke kruk as atau crankcase. Karena bobot piston relatif ringan, untuk mengkail rpm juga lebih cepat.

Apalagi harus naik stroke. Menggunakan seher CBR 150R tidak perlu tebal paking bloknya. Karena piston ini lebih pendek dari standar.   

Kalo cuma andalkan piston doang, kapasitas engine hanya bengkak hingga 186,3 cc aja tuh. Maka itu, coba menaikan stroke. Buat menaikkan langkah piston, doi nggak neko-neko.

Maksudnya, doi enggak ingin andalkan kruk as bikinan luar negeri. Malah, setang seher asli bawaan Mio tetap dipertahankan. “Cuma main pen stroke aja kok. Itu juga pakai yang 2 mm. Total, naik stroke 4 mm,” ungkapnya.

Lewat ubahan stroke ini, isi silinder kembali naik. Dari 186,3 cc, kapasitas keseluruhan kini sentuh 199,7 cc. Yup, tinggal 0,3 cc lagi sentuh angka 200 cc tuh. 


Besarnya piston dan naik stroke, diimbangi klep gambot dari Kawasaki KLX 250. Buat klep in, diameter payung klep dibikin jadi 32 mm. Sedang klep ex, 27 mm. “Klep punya KLX mempunyai ukuran yang cukup besar dan bahannya lebih kuat,” katanya.

Selanjutnya, untuk mengejar kompresi yang diinginkan, kepala silinder ikut dipapas hingga 0,8 mm. Kubah di silinder head, mengikuti diameter piston. Kini, Mio bersasis biru itu memiliki perbandingan kompresi 14 : 1.

Tak tertinggal, asupan bahan bakar juga dipikirkan. Majid hanya ingin pakai karburator milik Honda NSR 150SP. Yaitu, Keihin PE 28 mm. Main-jet dipatok di 145 dan pilot-jet 45. “Mintanyanya agak sedikit basah,” timpal pria berambut ikal ini.


DATA MODIFIKASI
Pelek : Daytona 1.40 x 17
Ban depan : Eat My Dust 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
CDI : Yamaha Fino

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites